Perbedaan Hijab, Jilbab, dan Khimar untuk Menutup Aurat
Dalam dunia busana Muslim, terutama yang berkaitan dengan penutupan aurat bagi perempuan, istilah seperti hijab, jilbab, dan khimar sering digunakan secara bergantian. Namun, tahukah kamu bahwa ketiganya memiliki makna yang berbeda, baik secara bahasa maupun penggunaan dalam kehidupan sehari-hari?
Agar tidak salah kaprah dalam penggunaannya, penting untuk mengetahui perbedaan masing-masing istilah. Artikel ini akan mengulas secara lengkap pengertian, perbedaan, dan bagaimana ketiga istilah ini digunakan dalam konteks menutup aurat.
1. Hijab: Lebih dari Sekadar Penutup Kepala
Pengertian
Secara bahasa, “hijab” berasal dari bahasa Arab ḥijāb (حجاب) yang berarti penghalang, tabir, atau penutup. Dalam Al-Qur’an, istilah hijab lebih sering digunakan untuk merujuk pada penghalang fisik antara dua pihak, bukan langsung sebagai penutup kepala.
Dalam Konteks Modern
Di masyarakat saat ini, istilah hijab telah mengalami perluasan makna dan secara umum merujuk pada penutup kepala bagi perempuan Muslim. Namun lebih dari itu, hijab kini dipahami sebagai konsep keseluruhan berpakaian yang menutup aurat sesuai syariat, termasuk sikap, perilaku, dan adab seorang muslimah.
Kesimpulan
Hijab = konsep umum menutup aurat + penutup kepala dalam pemahaman populer saat ini.
2. Jilbab: Busana Penutup Seluruh Tubuh
Pengertian
Istilah “jilbab” juga berasal dari bahasa Arab, jalabib (جلباب), dan disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 59:
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka…”
(QS Al-Ahzab: 59)
Dalam ayat ini, jilbab diartikan sebagai pakaian luar yang menutupi seluruh tubuh perempuan ketika berada di luar rumah atau di hadapan non-mahram.
Dalam Konteks Modern
Di Indonesia, jilbab sering dipahami sebagai kerudung atau penutup kepala, sehingga sering tertukar dengan istilah hijab. Padahal, makna asalnya lebih mendekati gamis longgar atau outer besar yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Kesimpulan
Jilbab = pakaian luar longgar yang menutupi seluruh tubuh dari kepala hingga kaki (bukan hanya kerudung).
3. Khimar: Penutup Kepala Hingga Dada
Pengertian
Kata “khimar” berasal dari kata Arab khumur (خمار) yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surah An-Nur ayat 31:
“…Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (khumur) ke dada mereka…”
(QS An-Nur: 31)
Secara bahasa, khimar berarti penutup kepala yang menjulur ke bawah menutupi leher dan dada. Ini merupakan jenis kerudung yang lebih panjang dari kerudung biasa, menutupi hingga ke bagian dada sebagai bentuk kesopanan tambahan.
Dalam Konteks Modern
Khimar sering merujuk pada model kerudung instan atau syar’i yang panjang dan menutup bagian dada. Banyak brand busana Muslim yang merancang khimar dalam bentuk modern—mudah dipakai, panjang, dan tetap stylish.
Kesimpulan
Khimar = kerudung panjang yang menutupi kepala, leher, dan dada.
Tabel Perbedaan Singkat
Istilah | Makna Asal dalam Bahasa Arab | Fungsi Asli | Penggunaan Umum Sekarang |
---|---|---|---|
Hijab | Penutup / penghalang | Konsep berpakaian syar’i & adab | Penutup kepala / kerudung |
Jilbab | Pakaian luar lebar | Menutupi seluruh tubuh di luar rumah | Sering disamakan dengan kerudung |
Khimar | Penutup kepala hingga dada | Menutupi kepala dan dada | Kerudung panjang syar’i |
Mengapa Penting Memahami Perbedaannya?
Memahami istilah-istilah ini penting agar kita tidak salah dalam mengartikan ayat Al-Qur’an atau menilai suatu busana sebagai syar’i atau tidak. Selain itu, dengan pengetahuan yang benar, kita bisa memilih busana yang sesuai dengan prinsip agama dan kebutuhan pribadi.
- Hijab sebagai konsep mendorong kita berpakaian sopan secara keseluruhan
- Jilbab mengajarkan perlunya menutup tubuh dengan pakaian luar saat keluar rumah
- Khimar menekankan pentingnya menutupi bagian dada, bukan hanya kepala
Walaupun sering dianggap sama, hijab, jilbab, dan khimar memiliki perbedaan mendasar dalam makna dan penggunaan. Dalam praktiknya, ketiganya saling melengkapi sebagai bagian dari busana muslimah yang sesuai dengan ajaran Islam. Memakai busana syar’i bukan hanya soal kain yang menutupi, tapi juga menyangkut niat, sikap, dan pemahaman akan fungsinya.
Dengan mengetahui perbedaan ini, perempuan Muslim dapat lebih bijak dalam memilih busana yang tidak hanya indah dipandang, tapi juga benar secara syariat.
Add comment